
Multi Proaktif. Com – Deliserdang – Sejumlah warga Desa Tanjungmorawa B, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, mengeluhkan program Ketahanan Pangan (Ketapang) yang bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun 2024.
Warga menilai pembagian bibit kelapa dan jeruk nipis tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga sebagian bibit dibiarkan terlantar dan tidak tertanam.
Salah satu warga Gang Tape, Dusun I, Desa Tanjungmorawa B, Doni Chaniago (40), mengungkapkan bahwa tidak semua warga membutuhkan bibit kelapa dan jeruk nipis. Ia sendiri merasa tidak memerlukan bibit tersebut karena tidak memiliki lahan untuk menanamnya.
Saya ini rumah mengontrak, tidak punya tanah. Jadi buat apa bibit kelapa diberikan kepada saya? Jelas tidak ada manfaatnya,” ujar Doni saat dimintai tanggapan, Senin (11/3/2025) siang.
Keluhan serupa juga disampaikan Salohot Lubis, warga Gang Tape yang turut menerima bantuan bibit kelapa. Menurutnya, bantuan tersebut kurang tepat sasaran karena banyak penerima tidak memiliki lahan untuk menanamnya.
Kami tidak punya tanah untuk menanam bibit kelapa tersebut, sehingga kesannya mubazir dan sia-sia. Bibitnya akhirnya mati,” ungkap Salohot.
Sementara itu, Ashari, warga Gang Masjid Dusun I, mengaku menolak bantuan bibit tersebut karena merasa tidak akan bisa memanfaatkannya.
Saya dapat bibit kelapa, tapi saya tolak karena jelas tidak ada manfaatnya. Saya tidak punya lahan untuk menanamnya,” kata Ashari.
Keheranan juga disampaikan oleh Azhar Daeli, warga Dusun I Gang Tape. Ia mengaku terkejut saat menemukan bibit kelapa di depan rumahnya tanpa ada pemberitahuan atau tanda terima dari pihak desa.
Saat pulang kerja, saya mendapati bibit kelapa di depan rumah. Tidak tahu siapa yang mengantarnya. Bibit itu hanya diletakkan begitu saja di depan rumah warga. Tidak ada pemberitahuan atau tanda terima,” ujar Azhar.
Menanggapi tudingan miring tersebut, Kepala Desa (Kades) Tanjungmorawa B, Nazarianti, beberapa kali ditelepon tidak ada respon walaupun ada nada panggil berdering.
Sementara itu, tokoh masyarakat Dusun I, Imran Ilyas, juga menilai program Ketapang Desa Tanjungmorawa B, tahun ini tidak tepat sasaran.
Kelapa mau ditanam dimana? Banyak warga yang rumahnya masih mengontrak juga dapat bibit kelapa. Rumah saja masih ngontrak, bagaimana mau menanam? Akhirnya bibit hanya diletakkan disamping rumah dan di depan rumah,” ujar Imran.
Dengan adanya keluhan dari warga, diharapkan pihak terkait dapat mengevaluasi pelaksanaan program Ketapang agar lebih tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. (Tom)