
Multi Proaktif. Com – Deliserdang – Bupati Deliserdang, dr Asri Ludin Tambunan, menyebut pembangunan jembatan dan akses jalan menuju Mahakaruna Buddhist Center di Kecamatan Percut Seituan bukan hanya proyek infrastruktur, melainkan juga simbol toleransi dan kerukunan umat beragama.
Hal itu disampaikannya saat peletakan batu pertama bersama Menteri Agama RI, Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA; President of World Buddhist Sangha Council; Wakil Gubernur Sumatera Utara, Surya BSc; Pangdam I/BB; Danko Daerah I/Medan; Direktur PT Jasa Marga, Rivan Achmad Purwanto; Direktur Utama Pertagas; Kepala Badan Pengatur Jalan Tol dan jajaran lainnya.
Pembangunan jembatan dan akses jalan ini merupakan wujud nyata dari komitmen kita untuk terus meningkatkan fasilitas umum dan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat luas mempermudah mobilitas dan memberikan akses yang lebih baik bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadah serta kegiatan sosial lainnya,” ucapnya, Rabu (20/8).
Menurutnya, akses jalan tersebut akan memberi manfaat ganda selain memperlancar mobilitas warga, mendukung aktivitas keagamaan, sekaligus membuka peluang wisata religi.
Mahakaruna Buddhist Center diharapkan berkembang menjadi pusat ibadah, pendidikan, budaya, serta destinasi spiritual yang memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.
Asri Ludin juga memceritakan sisi emosional pembangunan ini. Dua dekade lalu, ayahandanya yang tak lain Amri Tambunan, Bupati Deliserdang periode tahun 2004-2014, ikut meletakkan fondasi awal pembangunan vihara. Kini, ia berkesempatan melanjutkan tongkat estafet itu.
Bagi saya pribadi, ini momentum bersejarah. Dari generasi ke generasi, semangat untuk membangun selalu diwariskan. Dengan kebersamaan dan dukungan semua pihak, saya yakin pembangunan ini akan menjadi pilar baru bagi Deliserdang yang lebih maju dan harmonis,” tegasnya.
Bupati menutup sambutannya dengan ajakan untuk terus menjaga kerukunan antar umat beragama. Ia berharap, keberadaan jembatan dan akses jalan ini kelak menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan fisik bisa seiring sejalan dengan pembangunan nilai-nilai kebersamaan.
Sementara itu, Menag berharap pembangunan jalan dan jembatan menuju pintu tol di Sumut ini membawa kebaikan bagi semua umat dan masyarakat di Sumut. “Kita sangat merindukan Bodhisatwa. Bodhi, artinya pencerahan, satwa, berarti jati diri. Suatu falsafah kehidupan, dimana kita mementingkan orang lain, bahkan menderita karena orang lain,” katanya.
Melalui momen ini, Surya juga mengajak semua pihak terkait, untuk bersama-sama membangun semangat gorong-royong. Sehingga pembangunan ini dapat segera rampung dan bermanfaat bagi masyarakat.
Mari kita bangun semangat gotongroyong, agar pembangunan yang kita mulai hari ini, dapat terwujud dengan baik, tepat waktu, dan memberikan manfaat jangka panjang,” katanya. (Tom)