
Multi Proaktif. Com – Deliserdang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang terus mengambil langkah nyata dalam mengendalikan inflasi daerah. Langkah nyata tersebut yaitu dengan mendirikan Toko Pengendali dan Pantau Inflasi (TOPPIS) di Pasar Kota Tua (Old Town), Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Pada peresmian TOPPIS tersebut, Rabu (8/10/2025), Bupati Deliserdang, dr H Asri Ludin Tambunan menjelaskan, saat ini inflasi Kabupaten Deliserdang per September 2025 mencapai 6,81 persen. Angka tersebut jauh di atas rata-rata nasional.
Kehadiran TOPPIS diharapkan mampu menjadi instrumen pengendali harga bahan pokok, sekaligus membantu masyarakat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Bahan pokok yang dijual di antaranya beras, cabai, telur, minyak goreng, dan gula putih. Khusus cabai, masyarakat bisa melakukan tebus murah Rp 1 dengan membeli beras SPHP. Syaratnya pembayaran dilakukan melalui QRIS.
Inflasi Deliserdang saat ini masih tergolong tinggi, salah satu penyumbangnya adalah cabai. Konsep Rp 1 ini hasil kerja sama dengan Bank Indonesia, sementara Bulog menyediakan pasokan berasnya. Semoga langkah ini bisa menstabilkan harga cabai yang masih tinggi,” ujar Bupati.
Bupati mengungkapkan pasokan cabai merah diambil langsung dari petani di Kecamatan Beringin sebagai wilayah sentra cabai merah di Deliserdang.
Saat peninjauan harga di pasar Delitua, Bupati menyebutkan, harga cabai merah terpantau bervariasi dari harga Rp 70 ribu hingga Rp 85 ribu per kilogram.
Hari ini saya ke Pasar Delitua untuk mengecek langsung harga-harga. Terutama cabai. Ternyata bervariasi. Saya juga temukan bahwa di Pasar Delitua tidak menjual beras. Inilah yang menjadi salah satu pemicu kenaikan harga tersebut,” tambahnya.
Dengan adanya TOPPIS, Bupati berharap, harga-harga komoditas, terutama pemicu inflasi bagi Deliserdang bisa turun dan terkendali serta menjadi pilihan masyarakat.
Program ini akan berjalan hingga akhir tahun. Untuk tahun depan kita belum tahu akan berlanjut atau tidak. Tapi yang pasti program yang dilakukan Pemkab Deliserdang akan terus ada hingga Desember. Semoga satu-dua bulan terakhir ini harga dapat terkendali,” pungkas Bupati.
Sebelumnya, Bupati mengaku telah melakukan operasi pasar di seluruh kecamatan, serta membuka titik penanaman cabai baru di Sibolangit seluas 10 hektare untuk memperkuat pasokan.
Warga menyambut baik program ini. Tika, salah seorang ibu rumah tangga, mengaku sangat terbantu dengan adanya TOPPIS. “Senang kali kami, beli berasnya murah, cabainya cuma Rp 1. Terima kasih Pak Bupati,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Yani, warga Delitua lainnya. “Awalnya tahu dari cerita orang. Ternyata betul, beli beras 5 kilo bisa tebus cabai Rp 1, bayarnya pakai QRIS. Program seperti ini sangat membantu,” katanya.
BHINNEKA MART BERFUNGSI SEBAGAI TOPPIS
Di sisi lain, Pemkab Deliserdang melalui BUMD PT Bhinneka Perkasa Jaya juga terus memperkuat strategi pengendalian inflasi daerah dengan memperluas jaringan Bhinneka Mart yang berfungsi sebagai TOPPIS.
Hingga saat ini, tiga Bhinneka Mart telah beroperasi, antara lain Nusantara Kuliner Lubukpakam, Pasar Bakaran Batu Lubukpakam dan Pasar Delitua. Seluruhnya beroperasi setiap hari hingga pukul 17:00 Wib.
Direktur Utama PT Bhinneka Perkasa Jaya, Taufik Ismail mengatakan, Bhinneka Mart hadir sebagai bagian dari upaya Pemkab Deliserdang menstabilkan harga bahan pokok, terutama cabai dan beras, serta memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan dengan harga terjangkau.
Di Pasar Bakaran Batu, kita akan pindahkan toko dari bagian belakang ke depan agar lebih mudah diakses masyarakat. Saat ini, kami juga tengah mengupayakan pembukaan Bhinneka Mart baru di Pasar Inpres Tanjungmorawa dan Pasar Gambir Tembung,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Taufik, pihaknya juga sedang menjajaki kerja sama untuk membuka gerai serupa di Pasar Pancur Batu dan Suzuya Tanjungmorawa.
Dari hasil operasional di tiga lokasi yang sudah berjalan, penyaluran beras SPHP mencapai 28 ton, ditambah 10 ton beras produksi petani lokal. Melalui program tebus cabai Rp 1 bagi pembeli beras SPHP menggunakan QRIS, tercatat sudah 390 kilogram cabai merah tersalurkan kepada masyarakat. (Tom)