
Multi Proaktif. Com – Medan – Sejumlah partai politik (parpol) di Indonesia telah mengupayakan pendidikan yang secara tegas disebut sebagai ”sekolah partai” untuk menjadi mekanisme kaderisasi internal.
Pada praktiknya, tujuan kaderisasi ini berlanjut pada mekanisme perekrutan untuk posisi legislatif dan eksekutif.
Terkini, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Robi Barus, SE, M.Ap, menggagas ide pendirian sekolah partai di Kota Medan.
Kepada awak media, Robi Barus mengemukakan bahwa sekolah partai itu merupakan role model tingkat daerah, sebagai turunan dari sekolah partai yang telah diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Kebudayaan Nasional, PDI Perjuangan Sumut, Idris Pasaribu menyambut baik hal tersebut. Menurut Idris, kaderisasi di internal partai sifatnya berjenjang.
Partai itu memang harus bersifat gradual, kaderisasinya . Kalau tingkat awal bisa memimpin kelurahan atau ranting, tinggal selanjutnya ikut kepengurusan Anak Cabang di kecamatan, DPC di tingkat kota, DPD di tingkat provinsi, selanjutnya baru bisa nasional,” katanya, Kamis (18/9/2025).
Menurut Idris, banyak organisasi mahasiswa melakukan kaderisasi berjenjang, satu di antaranya adalah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Idris menambahkan, sistem kaderisasi di partai politik akomodasi difasilitasi oleh partai, namun biaya di luar akomodasi ditanggung oleh kader sendiri.
Dengan demikian kader punya rasa tanggung jawab dan dia akan berupaya mengikuti tingkatan kader itu. Ketika seseorang yang tidak dikenal secara kaderisasi menjadi pemimpin, maka kader lain tidak akan mendukung dan itulah bisa pragmatis dan memicu sistem transaksional,” imbuhnya.
Idris yang juga budayawan itu menyambut baik adanya ‘sekolah partai yang nnatinya akan dibangun di daerah.
Saya menyambut baik hal itu. Di GMNI saya selalu menjadi narasumber dan pengkaderan. Dengan demikian kader kader berkapasitas dan dia tahu tujuannya berpartai dan dengan pengetahuan itu dia mengetahui tentang negara berikut permasalahannya,” ungkapnya.
Dengan begitu, lanjut Idris kader-kader yang ditempatkan sesuai tugas pokok dan fungsinya dengan bertanggung jawab.
Idris berharap dengan berdirinya sekolah partai dan sistem gradual kaderisasi, akan
menciptakan bibit pemimpin yang sudah terjamin kemampuannya untuk menjadi pimpinan organisasi partai atau pemerintahan dan legislatif.
Tempatkan pemimpin itu sesuai dengan tingkat graduasi kaderisasinya. Jangan tempatkan kader level bawah ditempatkan di atas ,bisa merusak pergerakan,” katanya.
Idris juga menjelaskan dalam sekolah partai itu ditetapkan silabus dan program pendidikannya.
Jadi orang di atas harus merumuskan program sesuai tingkatannya dari atas ke bawah dan sama penerapannya di seluruh Indonesia. Harus terukur dan terkontrol,” katanya.
Idris juga berharap sekolah partai nanti akan mempermudah regenerasi partai.
Justru wajib, direkrut anak muda. Jangan pandang enteng kepada anak muda. Justru anak muda itu sangat penting bagi penerus di kemudian hari. Saya ketua cabang GSNI diusia 16 tahun dan sudah kaderisasi tingkat menengah dan pegang di tingkat cabang,” tambahnya.
Ia berharap ada upaya kongkrit dalam menghidupkan ideologi politik di generasi muda mulai tingkat SMP.
Agar generasi kita melek dan tidak apatis terhadap politik,” pungkasnya.
(Irwansyah Putra)