Multi Proaktif.Com – Medan – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meyakinkan masyarakat untuk persiapan rumah sakit (RS) di Kota Medan dalam menangani kasus gangguan ginjal akut (GGA) yang menimpa anak-anak dalam sepekan terakhir. Berangkat dari 14 kasus yang ada pasien dengan gejala tersebut bisa berobat secara gratis.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi setelah menggelar diskusi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Gagal Ginjal Akut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (24/10). Hadir di antaranya Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani dan Anggota DPRD Sumut Hendro serta turut mendampingi Kadis Kesehatan Ismail Lubis beserta tim kesehatan.
Usai menggelar Rakor Gubernur menjelaskan bahwa sebanyak 14 kasus gangguan ginjal akut terjadi di Sumut, dimana ada 8 anak yang meninggal dunia. Sementara 2 orang sudah dinyatakan sembuh dan pulang. Sedangkan 4 orang lagi masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM) Medan.
Terkait penanganan terhadap kasus tersebut Gubernur mengatakan untuk penanganannya perlu rujukan ke RSUP HAM, termasuk jika gejala dimaksud muncul di daerah luar Kota Medan. Mengingat hingga saat ini katanya, sudah ada pernyataan kesanggupan dari pihak RS pemerintah itu.
Ini tadi saya diksusi bersama ahli, ada dokter anak, dokter ginjal, RS dan Balai POM yang berwenang tentang itu. Tetapi yang paling penting adalah kita mencari solusi dan langkah awal. Keputusan saya, apabila ada tanda gejala seluruhnya harus segera dievakuasi. Bukan diobati di daerah tetapi ke Medan ke RS rujukan yaitu Rumah Sakit Adam Malik,” jelasnya.
Selain itu meskipun sebaran kasus gangguan ginjal akut itu terjadi di beberapa daerah, Gubernur memastikan bahwa penanganannya gratis dengan indikasi adanya infeksi pada saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek dan muntah. Serta kurangnya kadar air seni dan tidak bisa buang air seni.
RS Adam Malik cukup siap, tetapi kalau tidak, banyak yang lain untuk memfasiltiasi itu. Kepada masyarakat rawat dan perhatikan anak-anak, perhatikan kebersihannya. Patuhi petunjuk dokter dan Puskesmas di daerah,” imbuhnya.
Sedangkan terkait langkah kedua yakni mencegah peredaran obat sirup yang diduga pemicu munculnya gangguan ginjal akut, pemerintah akan melakukan penarikan bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dari apotek, fasilitas kesehatan hingga pabrik.
Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak akan mengkawal memastikan tidak ada obat sirup jenis tertentu yang beredar dan menjadi resep pengobatan. Termasuk menarik produksi dari pabrik yang beroperasi di Sumatera Utara.
Kita sudah turun ke lapangan dan sudah meminta obat itu tidak diedarkan, sampai nanti penelitian kembali dari pusat apakah diizinkan atau tidak. Tetapi surat peringatannya sudah ada dan kita sudah berkoordinasi dengan pihak perusahaan. Untuk itu saya mengimbau agar Balai POM bersama turun ke lapangan menarik obat tersebut dari pasaran,” tutupnya. ( DS )