Multi Proaktif.Com – Medan – Ratusan orang yang tergabung dalam masyarakat Indonesia dan masyarakat Sumut khususnya aliansi Aksi Bela Rakyat (Aksi 1209 Akbar) melakukan aksi damai di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Massa menuntut tiga tuntutan, turunkan harga BBM, turunkan harga-harga dan tegakkan supremasi hukum.
Di yel-yelnya para pengunjuk rasa meneriakkan takbir, turunkan harga BBM bila tidak massa akan beramai-ramai membentuk gelombang t-sunami dengan menurunkan kekuatan massa yang jauh lebih banyak untuk menurunkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dari kursi presiden.
Korlap Ustadz Indra Buana Tanjung, Ustadz Heriansyah serta Ustadz Muhammad Nasir menyampaikan pernyataan sikap. Dalam pernyataannya sesuai amanat konstitusi telah mewajibkan Pemerintah untuk melindungi, mensejahterakan dan memakmurkan rakyat sebagaimana bunyi pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menyebutkan “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Oleh karena itu kenaikan harga BBM adalah sebagai salah satu sumber energi yang banyak dipergunakan masyarakat dalam setiap aspek kehidupannya yang telah diumumkan Presiden pada 4 September 2022 lalu secara langsung. Kenaikan itu telah mencederai aspek sosial dan ekonomi rakyat yang tentunya sangat berimbas negatif bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Hal itu membuktikan pemerintah tidak mampu mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terkandung di dalamnya termasuk BBM sebagai sumber energi yang banyak dipergunakan oleh rakyat Indonesia, sehingga dengan ketidak mampuan tersebut, pemerintah malah menaikkan harga BBM yang tentu sangat bertentangan dengan pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dimana BBM seharusnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan bukan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan bisnis dan oligarki.
Diterima Gubernur
Kehadiran pengunjuk rasa diterima Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang mengaku sebelumnya sedang menghadiri Rapat Paripurna di Gedung DPRD Sumut, kemudian meminta izin meninggalkan ruangan rapat hanya dikarenakan ingin jumpa dengan pengunjuk rasa.
Saya ada acara di DPRD Sumut tadi dan saya meminta izin meninggalkan Rapat Paripurna, karena saya ingin ketemu dengan kalian dan ingin menerima kalian, tetapi setelah menerima ini jangan lama kali karena panas kali ini,” ujar Edy memulai dialognya dengan pengunjuk rasa di siang hari yang panas itu.
Edy Rahmayadi mengaku sudah mengetahui aksi itu walaupun belum mendengar apa isi orasi dan aspirasi yang disampaikan oleh pendemo, karena sudah mendengarnya dengan hati.
Dalam kesempatan itu Edy Rahmayadi mengungkapkan bahwa Sumut dan Indonesia bukan sedang dalam keadaan baik-baik saja, untuk itu semuanya harus tahu diri dan dengan bersama-sama menghadapi itu dengan melakukan pengiritan pribadi baik yang kaya sampai yang miskin harus dilakukan.
Sebagai Gubernur Edy Rahmayadi sudah memberi instruksi agar menanam cabe kepada seluruh ASN dengan menanamnya di halaman rumah. “Begitu juga dengan kalian semua rakyat Sumut supaya mau menanam cabe sehingga ke depan tidak lagi beli cabe karena sudah menanamnya,” katanya.
Bersamaan dengan itu, apa tugas yang diberikan dan apa yang akan disampaikan kepadanya sebagai Gubernur Sumut akan menulisnya dan melaporkan sampai ke presiden. Dia berharap dengan syarat kalau berunjuk rasa jangan sampai merusak-rusak walaupun itu belum selesai dibangun, tetapi ini akan menjadi tempat yang bagus,” ujarnya.
Sudahi ini dan pahami betul, nanti kami akan memberikan informasi kepada rakyat dan yang tak boleh adalah memfitnah, boleh kita ketemu hari ini kalau kalian tak demo kalian tak bertemu dengan saya. Saya tahu itu, kalau ada yang demo salah satunya karena pengen ketemu dengan saya,” ujar Edy Rahmayadi mengundang tertawa menyambut kelakar Gubernur itu.
Ditengah berlangsungnya aksi demonstrasi yang sempat memanas, dikarenakan terik matahari di siang harinitu, namun tampaknya dengan kehadiran Edy Rahmayadi di tengah-tengah kerumunan massa dan naik ke atas kendaraan, membuat pengunjuk rasa menjadi tetap penuh semangat untuk menuntut diturunkannya harga BBM.
Dalam sesi dialog dengan Gubernur tersebut, sempat terdengar teriakan beberapa orang dari kerumunan pengunjuk rasa yang meneriakkan untuk mengusung Edy Rahmayadi 2 periode bahkan ada yang teriak Edy Rahmayadi cocok jadi Presiden.
Menyahuti hal tersebut Edy Rahmayadi akan menindaklanjuti aspirasi pengunjuk rasa, tetapi bukan berbicara politik. “Saya minta ini tidak berbicara politik, ini berbicara kepentingan rakyat, ya sudah saya terima ya, saya terima ini habis ini kembali ke tempat saya. Saya tidak mau ada sampah-sampah ada tinggal di sini habis ini kalian meninggalkan tempat, saya bukan menutup atau melarang kalian menyampaikan pendapat,” tutupnya. ( DS )