
Multi Proaktif. Com – Medan – Goncangan politik Indonesia oleh para demonstran yang terjadi di jakarta maupun di daerah daerah saat ini bukanlah sebuah kejadian ujug – ujug, atau yang tiba – tiba terjadi
begitu saja. Tetapi ini adalah akumulasi dari rentetan kejadian yang melukai hati rakyat.
Demikian disampaikan Gerak ’98 Sumut di antaranya Brahm, Hendra, Kris, Harizal, dan Gerald, dalam surat terbuka kepada Presiden Prabowo, menanggapi situasi terkini demonstrasi di republik ini, Minggu 31 Agustus 2025.
Dalam surat terbuka Gerak ’98 Sumut, menyatakan kesewenang-wenangan para elite politik yang menunggangi institusi negara demi arogansi dan keuntungan sekelompok golongan elite.
Ketidak berpihakan dan tidak adanya empati pada rakyat di tengah kondisi ekonomi yang hari demi hari semakin terpuruk inilah yang memberikan rasa frustasi rakyat pada elite elite politik negeri ini.
Suara kesusahan rakyat malah dibalas dengan ‘flexing – flexing’ para pejabat negara, dimana justru semakin menguatkan pemikiran rakyat bahwa mereka yang duduk di kursi kekuasaan sama sekali tidak perduli dengan kondisi rakyat, dan sama sekali tidak punya beban akan kesulitan rakyat.
Korupsi yang dilakukan hari demi hari semakin gila dan brutal, dan mereka bahkan terang-terangan memalak rakyat demi kepentingan dan kepuasan pribadi.
Ketakutan, bahkan dendam pada kemiskinan materil semakin akut terjadi, bukan pada kemiskinan ideologis yang sejatinya melayani dan memberikan perlakukan kebaikan demi menyejahterakan rakyat yang mempunyai Republik ini.
“Kematian Affan Kurniawan adalah tragedi. Gerak ’98 mengutuk keras kejadian tersebut,” tegas Gerak ’98 Sumut.
Gerak ’98 melihat bahwa inilah representasi arogansi kekuasaan yang terjadi saat ini, yang menganggap bahwa rakyat yang sejatinya para pemilik negeri ini hanyalah kumpulan
orang orang yang dieksploitasi demi kepentingan segelintir elite.
Suara rakyat malah dibalas dengan narasi narasi pembodohan, ’ketotolan’, dan degradasi mental. Sebuah representasi dari sikap arogan akut yang tidak layak di negeri ini.
Para wakil rakyat yang diamanahkan sebagai perwakilan rakyat untuk bersuara dan mengawal kebijakan kebijakan yang pro rakyat malah menjadi paduan suara pemerintah dalam mendzolimi rakyat, mengamini pemerintah dalam penarikan pajak yang gila-gilaan.
Sementara di sisi lain para elite negara semakin hari semakin mendapatkan kemudahan dan keistimewaan.
Dengan semua situasi politik ini maka Gerak ’98 Sumut menuntut dan mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menjadi Presiden Republik Indonesia yang seutuhnya dan melaksanakan;
1. Melakukan kebijakan kebijakan kerakyatan sebagaimana yang disampaikan dalam pidato pidato Presiden.
2. Segera cabut kebijakan kenaikan gaji DPR RI dan tunjangan tunjangan lainnya yang tidak selaras dengan kesulitan ekonomi rakyat dan beban hutang negara yang semakin membengkak.
3. Bersihkan Kepolisian Republik Indonesia dari elite yang saling bertikai dan menghambat perbaikan pada negara dan Presiden Prabowo Subianto, berlakukan kembali meritokrasi di jajaran Kepolisan Republik Indonesia sebagaimana mestinya sehingga
pengalaman, jenjang karir, kompetensi, kapasitas dan kemampuan adalah basis utama kedudukan jabatan.
4. Segera ganti jajaran elite TNI yang tidak berada dalam koridor kerakyatan
sebagaimana diperintahkan Presiden Prabowo Subianto.
5. Segera reshuflle jajaran kabinet korup dan menjadi penghianat rakyat dengan
kebijakan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat sekaligus menghamba pada tuannya yang lain.
6. Segera ganti para Komisioner KPK yang melindungi koruptor, dengan drama picik dengan membongkar yang kecil tetapi membiarkan yang besar.
7. Bongkar kebijakan kebijakan yang selama ini merugikan negara dan membodohi serta memiskinkan rakyat, seperti food estate, tambang tambang nikel, juga banyak hal lainnya. ( Irwansyah)