
Multi Proaktif. Com – Medan – Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR) Sumatera Utara (Sumut) di bawah kepemimpinan Mangatas Simarmata menggelar pertemuan penting di Jalan Perhubungan Udara Medan Polonia, pada Selasa (18/06/2024) sore.
Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah wartawan yang sebelumnya terlibat dalam peliputan kunjungan Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) Barry Simorangkir untuk mengklarifikasi kesalahpahaman yang timbul.
Kesalahpahaman bermula ketika Erri Subakti sebagai narahubung pengurus PCNU Kota Medan, menyebarkan undangan peliputan kunjungan Barry Simorangkir ke Kantor PCNU pada Jum’at (14/06/2024) lalu.
Erri juga menjanjikan kompensasi berupa uang pemberitaan kepada wartawan melalui transfer rekening melalui WhatsApp.
Setelah publikasi berita, banyak wartawan tidak menerima kompensasi yang dijanjikan.
Meskipun sebagian kecil wartawan mendapatkan pembayaran, mayoritas lainnya tidak mendapatkannya. Selain itu, Erri Subakti juga memblokir nomor WhatsApp wartawan yang menghubunginya untuk menanyakan tentang janji tersebut, yang semakin memperburuk hubungan dengan media.
Mangatas Simarmata, Ketua RBPR Sumut didampingi Dewan Pakar KAPT, Mangarimpun mengakui adanya miskomunikasi dan kesalahpahaman dalam insiden ini.
Dia menegaskan bahwa pertemuan tersebut diadakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan memperbaiki hubungan antara RBPR Sumut dan media.
Mangatas juga menekankan pentingnya kerjasama yang baik antara keduanya di masa depan.
Wartawan yang hadir dalam pertemuan tersebut mengekspresikan harapan agar insiden serupa tidak terulang dan menuntut realisasi kompensasi yang dijanjikan.
Mereka juga menyoroti bahwa insiden ini telah merusak kepercayaan dan menghina profesi jurnalistik.
Akhir pertemuan, pihak RBPR Sumut dan Dewan Pakar KAPT meminta maaf atas kesalahan dan kesalahpahaman yang terjadi.
Mereka juga mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan yang baik dengan media.
Mangatas Simarmata mengakhiri pertemuan dengan mengungkapkan bahwa mereka telah saling memahami dan memaafkan satu sama lain, serta berharap agar kejadian ini tidak memunculkan berita negatif lagi di masa mendatang, dan pertemuan tersebut sudah terasa tabayun.
Tabayun dalam konteks ini, berarti proses klarifikasi dan penyelesaian untuk mencapai pemahaman yang baik antara kedua belah pihak,” jelas Mangatas Simarmata. ( S. Purba)