Multi Proaktif.Com – Deliserdang – CV Perbengkelan Maju Bersama (PMB) yang berlokasi di Jalan Purwo, Gang Sahabat, Dusun II, Desa Suka Makmur, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, memiliki izin resmi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara. Demikian disampaikan Komisaris CV PMB, Siti Jaleha kepada sejumlah wartawan, Sabtu (9/9/2023) siang di Desa Suka Makmur, Kecamatan Delitua.
Siti Jaleha yang juga anggota Forum Daerah Usaha Kecil Menengah (Forda UKM) Sumut itu menyampaikan perbengkelan CV PMB memiliki izin resmi. “Kami mengantongi izin dari instansi terkait dari Pemkab Deliserdang,” kata Siti.
Terkait tudingan dari segelintir warga yang bermukim di seputar perbengkelan bubut itu, usahanya tak memiliki izin sehingga melakukan aksi baru-baru ini seputar perbengkelan dan di Kantor Bupati Deliserdang, Siti menduga mungkin karena perasaan sakit hati.
Diduga sakit hati. Dengan perbuatan orang-orang itu, saya dan karyawan di bengkel bubut merasa tidak nyaman. Apalagi, mereka mendesak bengkel ditutup atau direlokasi,” tambah Siti.
Dengan adanya aksi yang dilakukan segelintir warga itu, kami (pemilik usaha bengkel) memohon perlindungan hukum dari Poldasu, Kapolrestabes Medan serta Bupati Deliserdang dan instansi terkait lainnya.
LUCU
Salah seorang warga Kecamatan Delitua, Indra (41) ketika diminta komentarnya terkait adanya unsur sakit hati segelintir warga kepada pemilik bengkel tersebut, disebut, “sebenarnya tidak ada dasar mereka meributi bengkel itu. Karena keluarga yang ribut itu ada yang kerja di bengkel itu, kadang lucu dengarnya bang. Keluarganya ada kerja di bengkel itu, tapi mereka ribut juga, dengan alasan bising lah, macet lah, lucu dengarnya. Kemudian, bengkel itu sudah 13 tahun beroperasi, tidak pernah dibilang macet dan bising, sekarang malah dibilang macet dan bising, nggak tau lah menceritakan,” kata Indra. Dulunya warga yang ribut itu dengan pemilik bengkel, berkawan akrab,” kata Indra.
Terkait pekerja, mayoritas di perbengkelan itu merupakan warga sekitar dan sebagian masih ada hubungan keluarga dengan kelompok ibu-ibu yang ribut itu, tutup Indra sambil berlalu.
Sementara Wati (32) warga yang sama menambahkan, sudah lama bengkel itu beroperasi. Diduga ada sentimen pribadi ibu-ibu kepada pemilik bengkel, mereka pun meributi. “Tidak logis mereka ribut, karena keluarganya ada kerja di bengkel itu. Pemilik bengkel itu baik orangnya, mau membantu warga sekitar, bahkan ke mesjid,” kata Wati. (Tom)